Berbagai Macam Kerja Part Time di Jepang

Kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya selama kurang lebih hampir 2.5 tahun tinggal di Jepang sebagai mahasiswa asing. Saya sangat beruntung, karena saya dapat bersekolah di Jepang dengan mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang, namun kenapa saya masih mau kerja part time (red: arubaito)?
Alasan pertamanya adalah iseng-iseng aja, kemudian seiring berjalannya waktu lha kok emang pengeluaran lagi banyak, jadinya memang butuh untuk kerja arubaito.

Oia, tidak semua mahasiswa asing melakukan arubaito, karena itu semua tergantung dengan kebijakan beasiswa yang didapatkan, sensei dari masing-masing orang tersebut, dan juga skala prioritas orang tersebut. Namun pada umumnya, sebagai mahasiswa asing yang memiliki izin tinggal di Jepang sebagai student, memiliki kesempatan untuk melakukan arubaito maksimal 28 jam selama 1 minggu, dan dalam sehari tidak boleh bekerja lebih dari 8 jam. Dan juga jangan lupa untuk mengurus izin untuk dapat arubaito ke kantor imigrasi jepang di district masing-masing ya.

Nah, ini beberapa arubaito yang sudah pernah saya lakukan selama di Jepang;

1. Menjadi Tour Guide

Menjadi tourguide adalah arubaito pertama saya saat itu. Salah satu keuntungan tinggal di daerah yang gak desa-desa banget kayak di Kobe ini, dan dekat dengan Osak dan Kyoto, membuat saya mengetahui cukup banyak tempat mainstream yang biasanya dikunjungi oleh turis-turis ketika berkunjung ke area kansai (Kobe, Osaka, Kyoto). apalagi sebelum mengambil pekerjaan ini memang saya sudah sering jalan-jalan ke daerah tersebut.
Singkat cerita, saya mendapatkan tamu turis saya ini, dari kenalan saya yang berada di Tokyo, beliau tidak dapat menemani tamu ini untuk dapat mengunjungi area kansai, sehingga meminta tolong kepada saya untuk ditemani. Tamu saya ini merupakan sebuah keluarga dari jakarta, yang terdiri atas ayah, ibu dan ketiga anaknya, anak-anaknya sudah di usia kepala 2 dan yang paling kecil adalah SMP. Alhamdulillah tamu yang saya temani ini merupakan orang-orang yang baik dan sangat ramah, sehingga saya tidak terlalu canggung untuk menemani mereka selama jalan-jalan di Jepang, dna mereka sudah tau tempat mana yang harus dikunjungi, sehingga saya hanya bantu mengarahkan perihan susunan jadwal dan juga sarana transportasi yang harus diambil. karena memang sarana transportasi di jepang ini yang cukup menjadi tantangan untuk para turis yang tidak menggunakan travel untuk ditaklukkan, sebenarnya semua tempat dijepang itu sangat mudah dijangkau dengan transportasi umum, namun bagaimana cara menggunaka dan memilih transportasi yang tepat itu yang kurang atau tidak dimiliki oleh para turis yang berkunjung di Jepang.
Arubaito ini saya lakukan selama 3 hari mereka disini, saya menjemput mereka di hotel sejak jam 8 pagi dan menemani mereka sepanjang hari hingga jam 8/9 malam setiap harinya. dan bayaran yang saya dapatkan adalah biaya menjadi tour guidenya dan juga biaya transportasi saya selama bersama mereka dan juga ketika perjalanan menuju hotel dan menuju rumah.
Untuk arubaito tour guide ini tidak ada tarif yang pasti, berapakah seorang tour guide akan dibayar, namun ratenya adalah 10,000 yen hingga 20,000 yen per harinya.
Pekerjaan ini ada ++ nya juga ada -- nya ni,

++
  • Pekerjaan yang cukup seru, karena sesuai passion untuk jalan-jalan
  • Jalan-jalan gratis, bahkan jika beruntung, bisa masuk wahana-wahana di Jepang secara gratis, seperti USJ, disney land dll
  • Flexible, misalkan lagi mau kerja ya diambil job nya, kalau lagi ada kegiatan atau gak bisa kerja ya gak usah diambil job nge-guide nya
--
  • Ya namanya juga nemenin orang lain, kudu banyak sabar
  • Gak tau kapan akan ada job lagi, gak teratur

2. Menjadi guru bahasa Indonesia untuk pekerja

Gak pernah terbayang dulu ketika sebelum berangkat ke Jepang bakal arubaito sebagai guru bahasa Indonesia di sini, dan untuk orang dewasa pula, karena dulu nilai bahasa Indonesia juga gak bagus-bagus amat 😅.
Jadi lagi-lagi saya mendapatkan info arubaito ini dari kenalan saya yang ada di Jepang. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan dari lembaga les bahasa asing, yang utamanya adalah bahasa Inggris yang berkantor pusat di Osaka.
Sebelum mendapatkan pekerjaan ini, saya harus melakukan proses wawancara terlebih dahulu, di kantor pusat mereka, di Umeda, Osaka. Dengan modal bahasa Jepang yang masih parah banget minimal ngerti orang ngomong apa dan juga nekat karena lagi butuh uang untuk pulang kampung, tak sambet aja ni kerjaan. Ketika proses wawancara kami menggunakan bahasa inggris, karena kepala dari kantor tersebut adalah orang Australia dan orang Kanada. Pertanyaannya ketika interview adalah, apakah pernah punya pengalaman mengajar sebelumnya? apakah pernah ambil tes JLPT jepang, dll saya lupa.
Setelah interview seperti pekerjaan pada umumnya, saya di tes untuk mengajar bahasa Indonesia ke salah satu staff dari tempat les tersebut, sehingga saya harus mempersiapkan beberapa materi dasar dari bahasa Indonesia, seperti salam dan juga perkenalan dengan menaggunakan bahasa indonesia.
Singkat cerita, diterima lah saya menjadi staff pengajar mereka dengan berbagai kekurangan yang saya miliki. Calon murid pertama yang harus saya ajarkan adalah seorang pekerja di usia 40 tahunan, dan mengajarnya dengan menggunakan skype, jadi gak langsung bertemu. saya sangat gak kebayang nanti ngajarnya kudu gimana, ketemu langsung aja masih agak susah. namun sayang sekali, ternyata kesempatan ini tidak saya dapatkan, karena calon murid saya itu ditunda keberangkatannya ke indonesia. baiklah saya harus menunggu kesempatan selanjutnya.
Dan kesempatan kedua pun datang, saya mendapatkan panggilan mengajar lagi, kali ini langsung bertatap muka, dan saya harus mengajar murid saya tersebut di kantor mereka, yang kurang lebih 30 menit perjalanan dengan menggunakan kereta. Kali ini murid saya seorang pekerja usia 30 an, dari kantor Fujitsu jepang, yang akan ditugaskan di Indonesia selama kurang lebih 2-3 tahun di Fujitsu Bogor.
Seminggu 2 kali pertemuan dangan durasi 2,5 jam per pertemuan dan selama 1 setengah bulan, untungnya pekerjaan ini saya dapatkan ketika liburan musim semi, sehingga tidak terlalu mengganggu study saya disini. 
Materi yang saya ajarkan, sangat dasar sekali, saya mendapatkan buku panduan dari tempat les tersebut. Ya silahkan membayangkan seperti mengajarkan ke anak TK, mengeja setiap kosa kata, menjelaskan arti dari setiap kalimat, dll. Bahkan juga saya menjelaskan mengenai budaya yang ada di Indonesia, seperti agama yang ada di Indonesia, kebiasaan agama yang ada di Indonesia, mudik, puasa, dll.
bagaimana dengan salary nya??
Hmmm sepertinya ini adalah pekerjaan dengan gaji per jam yang paling tinggi, karena untuk setiap jamnya akan dihargai 4000 yen, dan ongkos PP akan ditanggung. Di pekerjaan ini, izin untuk dapat bekerja akan di cek oleh pihak lembaga les.

++
  • Gajinya besar
  • Waktunya sebentar
  • Bisa pertukaran budaya juga

--
  • Gak tau kapan akan ada job lagi, gak teratur
  • Kudu punya modal bahasa jepang dulu, minimal ngerti muridnya ngomong apa
3. Menjadi teman belajar bahasa Indonesia untuk anak-anak kecil

Ini cukup seruuuuu pekerjaannya, karena disini kita hanya mempersiapkan PPT dengan beberapa kosa kata bahasa indonesia yang berdampingan dengan bahasa Jepang, kemudian menerangkannya kepada anak anak jepang sekitar umur 6-9 tahun. Gak cuma itu, tapi juga memperkenalkan tari, lagu dan juga karakter unyil dan pak raden dari Indonesia hahaha
Bagaimana saya bisa tau ada pekerjaan ini? Saya mendapatkan informasi dari komunitas Host Family (keluarga asuh) di Jepang ini, jadi mereka mendapatkan request dari tempat-tempat penitipan anak, untuk mengajarkan budaya-budaya dari negara lain.
Durasi bermain sambil belajarnya juga cuma sebentar aja, 1 setengah jam, dan cuma sebulan sekali aja, atau ketika ada request untuk melakukan hal ini. Saya sudah melakukan aktifitas ini sebanyak 2 kali. Saya pernah di salah satu kesempatan memperkenalkan tari poco-poco yang berakhir cukup krik krik, karena belum bisa menguasai panggung hahaha dan juga memperkenalkan lagu rasa Sayange kepada anak-anak Jepang. Bikin origami peci, kasih tau kalau di Indonesia ada dinosaurus yaitu komodo hahaha
Sebelum bertemu langsung dengan anak-anak ini, ada briefing di beberapa minggu sebelumnya oleh kepala sekolah penitipan anak ini, kami di briefing, akan ada berapa jumlah anak, dari usia berapa hingga berapa, bagaimana mayoritas karakter anak tersebut, karena memang berbeda di setiap penitipan anak. Karakter anak-anak di tempat penitipan anak yang pertama kali saya ajak bermain sambil belajar lebih brutal dibandingkan dengan kali kedua. Dan juga kami sebagai tim pengajar tidak diperbolehkan untuk memberikan hadiah berupa makanan kepada mereka, karena ditakutkan makanan tersebut alergi kepada anak tersebut.
gajinya gimana?
ya alhamdulillah lumayan juga, 3000 yen per jamnya dan ongkos diganti.
++
  • Gajinya besar
  • Waktunya sebentar
  • Bisa pertukaran budaya juga

--
  • Gak tau kapan akan ada job lagi, gak teratur
  • Kudu sabar-sabar ngadepin anak kecil
4. Bekerja di tempat bermain anak kecil

Arubaito di taman hiburan seperti ini dikelola oleh sebuah perusahaan besar profesional, sehingga semua sistem sudah established dan sangat teratur. Ini pekerjaan yang teratur setiap minggunya, bila sudah terrekrut. Saya kerja seminggu 3 kali disini, ketika weekend, Jumat malam, Satu dan Minggu pagi.
Kerjaannya ngapain? Kalau saya kerjaannya adalah yang ngajak main anak-anaknya, saya berada di pavilion menari, jadi artinya selama saya bekerja, saya mengajari anak-anak tersebut untuk menari dan juga tampil bersama anak-anak tersebut ketika mereka show. saya kerja setiap sesinya 6 jam, no break. Jadi kalau lagi gak bejo, bisa banget 6 jam itu full nari terus tanpa istirahat. Udah kayak aerobik. Tapi ketika main sama anak-anaknya gak terlalu kerasa rasa capeknya, tapi ketika sudah pulang, kayak babak belur deh badan.
Arubaito di tempat ini, yang sangat kerasa kayak arubaito di Jepang beneran, karena budayanya Jepang abis. setiap shift ketika ketemu pekerja lainnya, mau kenal atau gak, kudu wajib di sapa "Otsukaresamadesu" atau "Ohayou Gozaimasu" ketika shift di pagi hari. Dan juga ada lagi satu keharusan yang mutlak untuk dilakukan adalah TERSENYUM, ya namanya juga taman hiburan untuka ank kecil, masa mukanya cemberut hahaha.
Di sini jarang banget orang asing berkerudung yang kerja, sehingga gak jarang juga menjadi pusat perhatian, anak-anaknya lah yang tanya, orang tuanya juga gak kalau curious. Pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah, itu di kepala pakai apaan? (kerudung) dan ditanya kenapa kok pakai itu? kalau anak kecil yang tanya, ya saya bilang aja ini topi, soalnya sekarang lagi dingin atau panas, makanya pakai. Tapi kalau anaknya lebih gede dan udah ngerti, ya tinggal bilang aja kalau saya orang asing, dan orang-orang di negara saya kebanyakan pakai ini. 
Banyak banget pengalaman kerja di tempat ini, khusunya pengalaman tentang menangani anak-anak kecil, yang kalau lagi ngambek, lagi tantrum, dan lagi yg gak enak-enaknya lah pokoknya. tapi kalau lagi ada anak yang kayak gitu sih biasanya rekan kerja saya yang orang jepang yang akan turun tangan, soalnya saya gak begitu ngerti bahasanya aalagi kalau sambil mewek.
Ini arubaito cukup lama yang saya lakukan, selama 10 bulan. gaji yang didapat sesuai dengan berapa lama kita bekerja di bulan tersebut. Semakin banyak jam kerja kita, semakin banyak kita mendapatkan gaji.

++
  • Waktunya teratur
  • kadang suka dikasih produk-produk dari pavilion lain secara gratis atau dengan harga yang miriiiing banget
  • bisa belajar bahasa jepang banget

--
  • Kurang flexible kalau ada urusan mendadak
  • Strict pakai banget, banyak aturan

5. Menjadi teman ngobrol bahasa inggris

Ini pekerjaan baru yang saya dapatkan dari senior saya, menemani seorang sensei untuk ngobrol dengan menggunakan bahasa inggris selama 1 jam, di kafe. Ngobrolnya sembarang aja, sesukanya topik apa aja, semengalirnya aja.
Sensei ini sudah cukup tua, sudah kepala 5, perempuan dan single. Mungkin juga saya mikirnya butuh temen untuk ngobrol juga kali ya karena selama ini sibuk dengan kerja.
Salarynya gak tentu kalau ini, tapi ketika di kafe, makan atau minum dibayari. Cukup aneh sih pekerjaan yang nemenin ngobrol ini, beliau sih alasannya agar beliau gak lupa bahasa inggris yang sudah beliau punya.
++
  • Waktunya sebentar
  • Bisa pertukaran budaya juga

--
  • Masih gak tau apa, baru sebentar

Comments

Popular Posts