Accidentally Euro Trip - Gdynia, Poland

Gdynia, by hearing this name of city, I don't have any idea, what kind of place is Gdynia, but it turned out amazingly...

Gdynia

Taman di Gdynia

Berlanjut dari cerita di chapter sebelumnya, dimana saya dan rombongan hampir tertinggal pesawat dari Paris menuju Warsaw, karena adanya kesalahan yang enatah salahnya siapa, sampailah saya di negara kedua petualangan saya di Eropa, Polandia. Sebelumnya saya tidak banyak tau mengenai negara ini, karena Polandia bukan merupakan negara yang masuk ke dalam list saya untuk saya kunjungi dalam YOLO (You Only Live Once) plan saya. But, ternyata Polandia gak kalah indahnya!

Oke, berlanjut di petualangan ini, setibanya di bandara WAW, Warsaw, kami segera bergegas menuju stasiun yang letaknya sudah teritegrasi dengan bandara, sama dengan CDG, dimana di bandara terdapat stasiun yang menghubungkan bandara dengan pusat kota. Bandara WAW tidak sebesar bandara CDG di Paris, mungkin kalau bisa disetarakan, bandara WAW mirip dengan bandara Juanda di Surabaya. Tidak ada petugas imigrasi yang megecek visa, keluar bandara ya langsung keluar aja. Mungkin di kawasan EU memang sudah ada pembagian negara yg bertugas sebagai pintu masuknya turis kali ya, sehingga negara lain sudah tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan lagi.


Tempat pembelian tiket di bandara WAW pun hanya terdiri dari 2 mesin tiket, yang dijaga oleh 1 petugas, dan untungnya petugasnya ini sangat dapat membantu, dan bisa berbahasa Inggris. Pembelian tiket kereta di Polandia ini juga cukup aneh, tidak seperti pembelian tiket di Jepang, yang harganya berdasarkan banyaknya stasiun yang dilewati hingga di tujuan akhir (jarak), sedangkan di Polandia ini, harga tiket kereta berdasarkan lamanya perjalanan yang ditempuh. Bila lebih dari 25 menit perjalanan, maka harus membeli tiket dengan durasi 25 menit hingga 75 menit, jika lebih dari 75 menit, maka harus membeli tiket yang berbeda dari itu. Baru tau saya ada sistem kayak gini hehehe.
Tiket dari WAW menuju warsaw central

Kereta dari bandara ini menuju stasiun Warsaw Centralna, kurang lebih 25 menit perjalanan. Oia tidak ada gate untuk memasuki stasiun, dan juga tidak ada petugas yang memeriksa tiket ketika berada di dalam kereta, hanya tadi petugas penjaga mesin tiket berpesan, bila tiket kereta harus di tap di dalam kereta. Tapi setelah kami berada di dalam kereta, ternyata alat tersebut tidak berfungsi, sehingga tiket kami yaudah gitu aja, gak ada tanda telah digunakan, dan kayaknya kalau gak beli tiket juga gakpapa selama gak ada pemeriksaan hehehe. Beruntung banget, di dalam kereta dari bandara tersebut ada sinyal internetnya lho. Keren bet! dan sangat berguna bagi para fakir internet, macam saya ini.
Interior kereta dari bandara menuju warsaw central

salah satu stasiun di Warsaw

Sampai di stasiun Warsaw Centralna, kami bergegas menuju loket tiket, untuk menukarkan tiket yang telah kami beli secara online dari jauh-jauh hari. Karena kami tidak mengetahui bagaimana sistem ticketing di Polandia. Kami celingak-celinguk mencari loket tiket, atau loket yang bertuliskan penukaan tiket online atau sejenisnya, tapi tak ada keterangan, ada mesin pembelian tiket, tapi kami juga gak ngerti gimana cara menggunakannya, tanya warga setempat, mereka pun gak mengerti juga ternyata -.-. Karena waktunya juga sudah mepet dengan keberangkatan, kurang lebih 1 jam lagi kereta kami dijadwalkan berangkat, dari Warsaw menuju Gdynia, kami pun menuju pos polisi untuk menanyakan bagaimana cara menukarkan tiket online ini.

Kami masuk kedalam pos polisi disana, semacam lorong gitu, dan disana, padahal ada beberapapolisi yang berjaga, tapi gak ada 1 pun yang menyakan kami, apa yang bisa dibantu, mereka sedang menangani beberapa orang turis juga yang sedang bermasalah, karena kehilangan barang mereka. Akhirnya tidak menghasilkan apapun, di dalam kantor polisi tersebut. Udah lama-lama cari info dan muter sana sini, ternyata kertas yang kami bawa itu sudah merupakan tiket untuk naik kereta -.-. Jadi di kertas tersebut ada QR code yang merupakan identitas dri penumpang, yang kemudian akan di scan oleh petugas ketika di dalam kereta.

Kereta yang kami naiki ini, mungkin bisa dibilang Shinkansennya Polandia, bentuknya sih mirip, 11:12, tapi harganya jaaaaaauuuuuhh lebih murah daripada Shinkansen. Keretanya pun sangat nyaman. Oia, ketika kereta berangkat, tidak ada tanda-tanda suara yang biasanya dibunyikan di Jepang atau di Indonesia sebagai penanda bahwa kereta sebentar lagi akan berangkat, ya langsung jalan aja gitu keretanya. Bahaya banget kalau telat sedikit dan gak ada warning, bener-bener langsung ditinggal. Dan kereta ini juga memberikan minum 1 kali, dan gratis, bisa pilih, air putih, teh atau kopi.
Shinkansenya Polandia

Menempuh perjalanan selama 3.5 jam dari Warsaw menuju Gdynia, akhirnya sampai juga, dan disambut dengan angin semilir yang bisa bikin topi terbang, kenceng banget anginnya! Maklum kali ya namanya juga kota dipinggir laut, Laut Baltic.

Pinggir pantai, Baltic Sea

Stasiunnya, mitip lah sama kayak stasiun - stasiun di Jakarta, biasa aja. Tapi sama seperti di stasiun Warsaw tadi, di Gdynia Glowna stasiun juga tidak ada gate untuk cek tiket untuk keluar atau masuk stasiun. Gile, percaya banget ya orang-orang Polandia ini sama penduduknya, kalau penduduknya akan jujur semua. Salute.
Gdynia Glowna station

Harga taksi di Polandia, muraaaaah banget! Gak kayak di Jepang, yang buka pintu aja udah 70 ribu, disana buka pintu cuma 7 zloty, sekitar 20 ribu, ya kalau dibandingin sama Indonesia masih lebih mahal sih ya. Dan di Polandia itu, pejalan kaki adalah RAJA! Nyebrang jalan asal selonong boy aja juga gakpapa, karena mobil pasti berenti, nungguin pejalan kaki selesai nyebrang jalan. Kalau di Jepang, dimana-mana ada lampu penyebrangan, jadi kalau mau jalan mesti nunggu lampunya jadi hijau dulu.

Selama di Polandia, kami tinggal di penginapan dari AIR BnB, tempatnya cozy banget, meskipun saya tidur di kamar dengan tempat tidur sofa bed, tapi bener-bener nyaman banget!
Selama 3 hari tinggal disana bener-bener bikin betah. Dan juga dekat banget dengan pantai. Rumah-rumah di Gdynia itu besar-besar banget, gak kayak di Jepang, yang sempit-sempit dan kebanyakan rumah susunnya, mungin karena Gdynia merupakan kota kecil kali ya, sehingga harga tanah juga masih gak begitu mahal, persepsi aja sih.

tempat tidur, can't live without sambal

kitchen

Pengalaman akan di lanjut di saat-saat mengikuti konferensi, saya akan membagi beberapa jenis peserta konferensi menurut saya, ditunggu yaaa~




Comments

Popular Posts