Accidentally Euro Trip - Paris, France
Paris is a romantic city. Yes, no doubt about that! But is Paris better than Indonesia or Japan? Yes, maybe in several things are better. But.......
Habis baca postingannya @wangimutmainnah , jadi teringat kembali perjalanan transit di Paris selama +- 17 jam menuju Polandia.
Wuzz penerbangan dimulai dari KIX menuju CDG, dengan durasi +- 12 jam, perjalanan "mengejar matahari" katanya, karena selama 12 jam langit selalu biru. 19 Juni 2017.
Perasaan sebelum berangkatpun sudah campur aduk gak karuan, deg deg an minta ampun, norak karena pertama kalinya pergi ke tempat orang-orang bule, alhasil dipesawat gak bisa istirahat dengan baik. Ya karena jujur aja, daratan Eropa memang merupakan salah satu daerah yang pokoknya harus dijelajahi atau sekedar menapakkan kaki minimal sekali dalam hidup ini, because YOLO (You Only Live Once). Bisa dibilang mimpi sejak lamalah, pengen pergi ke Eropa.
Selama di pesawat, pelayanan ramah yang diidam idamkan pun, hanya impian semata, karena pelayanan pesawatnya hmmmm (I love Garuda Indonesia more than Air France).
Then setibanya di bandara, petugas imigrasinya kok hmmm, passport saya di cek cukup lama, sampai di antrian sebelah sudah mungkin 5 orang melewati pemeriksaan imigrasi, tapi saya masih disitu. Padahal visa sudah ok, tapi petugasnya kayak ragu gitu memberikan izin kepada kami (rombongan) untuk lolos imigrasi. Yang ditanyain, dulu "ini visa Schengen dari kedutaan Polandia ya?", "jadi kalian akan ke polandia? kapan?", "di paris mau ngapain?", "di polandia ngapain?", padahal yg lainnya gak ditanya-tanya dulu, cuma diliat, apakah visanya Schengen dan valid atau gak. Untung petugasnya ganteng 🙈. Alhamdulillah, setelah petugasnya galau" untuk meloloskan atau gimana, akhirnya kami bisa lolos juga, dan bisa berpetualang di Paris.
Tapi gak sampai disitu aja, keluar dari imigrasi, sekitar jam 4.30 pm, kami berencana melaksanakan shalat dhuzur dan ashar, yg dikirain sudah masuk waktu ashar, dan ternyata masih waktu dhuzur, karena ashar waktu itu dimulai pukul 6 sore. Ketika bertanya ke petugas Air France yg lewat di depan imigrasi, ttg dimana prayer room, ternyata petugas tersebut adalah seorang muslim juga. Benar-benar tangan Allah ada dimana mana untuk membantu ummatnya. Sebelum tiba di Paris, sempat takut banget sama Islamophobia yg lagi marak di Eropa, tapi ternyata ketika di bandara, hampir mudah banget ketemu orang berhijab.
Setelah shalat, kemudian salah satu orang dari rombongan kami kehilangan jam tangannya di Toilet bandara. Ternyata setelah mencari kesana kemari, hasilnya nihil, jam tidak ditemukan. Hiks. Mungkin akibat kecapean dan juga jet lag, sehingga konsentrasi pun menurun. Tapi 1 hal yang bikin shock adalah jam tidak ditemukan kembali, entah memang dengan sengaja diambil dan tidak dikembalikan, ataukah dengan sengaja diambil kemudian bingung mencari informasi untuk pengembalian? Wallahualam.
Oia bandara CDG juga menurut saya serem banget, dimana" ada army yg bersenjata lengkap dan bawa anjing, patroli. Beda banget sama di Jepang, yg patroli satpamnya udah mbah mbah semua, bawanya kertas/buku saku. Karena saya bingung, dan saya rasa cukup aneh, saya bertanya kepada petugas Air France yang tadi menemani kami shalat. Dan jawabannya adalah, "saya juga gak ngerti sebenernya fungsinya mereka itu ngapain bawa senjata laras panjang lengkap, dan anjing-anjing besar gitu, kayaknya cuma karena untuk membuat hati orang-orang disini merasa aman aja dengan keberadaan mereka yg kayak gitu". Hmmmmm dalam hati, justru malah saya merasa gak aman kalau orang dengan persenjataan lengkap wara wiri gitu.
Sebelum memulai petualangan di Paris, petugas muslim Air France tadi yg membantu kami menemukan prayer room, mas tsb berpesan kalau nanti dia akan menjemput kami, di destinasi terakhir kami, untuk diantar kembali ke bandara. Dan kata" mas tsb layaknya angin lalu untuk saya, karena saya berpikirnya "baru juga kenal, udah kasih" tawaran, kayaknya basa basi aja", wk duh bersalah banget punya suudzon gitu (baca terus ya sampai selesai).
Singkat cerita, kami pun berada di tempat penjualan tiket kereta dari bandara menuju Paris, dimana banyak sekali turis yg sudah antri, petugasnya minim banget, alatnya susah banget digunakan. Dan pelayanan petugasnya cukup mencengangkan. Ada seorang turis yg kesal karena daritadi udah ngantri lama, tapi gak bisa pakai alatnya dan gak dapat tiketnya, ditambah uangnya juga sudah tertelan mesin, kemudian complain kepada petugasnya, dan jawaban petugasnya adalaaaaaaah "THAT'S YOUR PROBLEM". Wkwkwkwk OMG. Baru kali ini lihat ada petugas kayak gitu. Dan hampir semua petugas disana emang mahal senyumnya.
Pengalaman That's your problem tersebut baru pertama kali saya temukan, selama saya berada di beberapa negara. Kalau di Indonesia, biasanya kalau petugas di tempat gak bisa membantu, bakal manggil lagi atasannya untuk ngebantuin, atau orang yang lebih mengerti. Begitu pula dengan Jepang. Bener-bener hal yang bikin saya shock banget.
Dan ada lagi hal yang membuat shock adalah, kereta dari bandara menuju pusat Paris, gak ada AC nya, astgfirullah, udah mana lagi panas banget hari itu, badan capek, belum mandi, dll, yah kerasa banget kan tu rasanya begimane -_____-. Tapi itu semua terkalahkan dengan semangat jalan-jalan yang menggebu dari dalam jiwa.
Kami bertukar kereta dari Notredame stasiun, untuk menuju stasiun Eiffel Tour. Nah disini, baru kami menaiki kereta yang lebih layak. Double dekker, interior keretanya warna-warni, bener-bener cocok untuk tourism.
Kemudian berjalan-jalanlah kami dimulai dari Eiffel Tower. Kaget banget ketika sampai di depan Eiffel Tower, disitu banyak penjual oleh-oleh (gantungan kunci, tempelan kulkas, fidget spinner, dll) dan disapa dengan seperti ini "1 EURO 5, murah murah" wkwkwkwk, kayaknya turis Indonesia dan Malaysia cukup banyak ya di Paris, sampai para pedagang kaki limanya sengaja menghafal frase kata tersebut.
Paris indah banget.
Awalnya plan kami di Paris, untuk mengunjungi Eiffel Tower, De Louvre Musee, Arc De Triumph, dan juga Champ Ellyesse, namun ternyata plan hanyalah plan, karena jarak dari setiap tujuan tersebut cukup jauh, mungkin kalau kondisi kami fit, dan dimulai sejak pagi hari, bisa mendapatkan semua spot tersebut. Tapi karena perjalanan kami dimulai pukul 7 malam (yg serasa masih pukul 3 sore), maka sangat tidak memungkinkan :((. Jadinya hanya mendapatkan Eiffel Tower dan juga De Louvre Musee. Tapi tak apalah, yang penting sudah ke spot wajib turis ketika berkunjung ke Paris, yaitu Eiffel Tower.
Dan ternyata di paris itu cukup padat juga untuk kendaraan roda 4 nya, sempat kaget karena ada macet juga ya ternyata. Karena sudah 2 tahun tinggal di Kobe, macet juga gak ada, mobil gak banyak-banyak banget, makanya pas ke kota besar, jadi kaget deh hehehe. Dan juga ada kendaraan semacam becak bermotor gitu, yang dikendarai oleh mas-mas bule, kalau ke Indonesia tu mas-mas mungkin bisa ditawarin main sinetron kali hahahhaa. Mengendarai becak motornya kadang bikin deg degan juga, soalnya kayak orang mau balapan gitu kalau lagi gak ada penumpangnya.
Dan di paris itu, harga air minum mahal banget, kira-kira 1,5 euro-2 euro (1 euro = 15 ribu) per botolnya (500 ml), air minum berharga banget!
Sampailah kami di tujuan terakhir di Louvre, wah bagus banget, udah malam, sekitar jam 10, tapi orang-orang masih pada nongkrong di pinggir air mancur di taman deket Louvre, dalam hati, gak punya rumah apa ni orang-orang, jam segini masih keluyuran, tapi kemudian berkaca kepada diri sendiri yang jam segitu juga masih keluyuran hahaha.
kami habiskan sekitar 1 jam di Louvre, karena udah gak kuat jalan kemana-mana lagi, dan disana ada internet! Alhamdulillah. Selama di eropa, saya cuma mengandalkan internet-internet gratis aja. Fakir Wi-fi katanya, tapi ada enaknya juga, jadi lebih menikmati lingkungan sekitar, gak hanya terpaku sama hape aja.
Ketika istirahat di Louvre, kami mengingat janji dari petugas Air France tersebut yang tadi siang bilang mau menjemput kami, kami mencoba untuk menagih janjinya kalau dijemput ya Alhamdulillah, kalau nggak yaudah, kudu segera ke stasiun sebelum kereta aterakhir menuju bandara. Alhamdulillah dijawab dengan positif akan menjemput.
Singkat cerita, kami dijemput oleh mobilnya dan di antar kembali menuju bandara. Oia, sedikit OOT, orang eropa itu wangi-wangi banget hahahaha.
Sesampainya di bandara, kami juga bertemu dengan rekan-rekannya, dan diberikan makan malam secara gratis! Alhamdulillah. Nikmat Allah mana yang kamu dustakan, dan kami pun bermalam di prayer room CDG.
Keesokan harinya, hari dimana kami berangkat menuju Polandia. kami sudah check in untuk pesawat ke Polandia, sejak keberangkatan pertama di KIX, sehingga kami tidak perlu check in lagi di Paris, namun teman kami ada yang melakukan check in lagi di Paris, sehingga kami mengetahui di gate mana pesawat kami selanjutnya dari tiketnya dan juga dari flight board yang tersedia, 1 jam sebelum keberangkatan, kami sudah berada di depan gate pesawat kami.
Menunggu..menunggu.. dan menunggu.. sambil internetan.
Di waktu saatnya untuk boarding, kami merasa aneh, kenapa tidak ada antrian di depan gate tempat kami menunggu, karena biasanya kan 15 menit sebelum grbang gate dibuka untuk boarding sudah banyak orang yang mengantri, tapi kami saat itu diam saja. 15 meit sebelum jadwal keberangkatan pesawat kami, salah satu orang dari rombongan kami (kami ber4 ), bertanya kepada petugas di depan gate kami, dan petugas gate tersebut dengan kalemnya bilang "Oh, penerbangan kalian sudah berangkat, kalian harus ke meja sebelah sana, untuk booking next flight", bagaikan terkena sambaran petir di siang bolong. Gila banget, udah nunggu daritadi dan ternyata ditinggal pesawat, apa gak bodoh banget? Mana kami sudah booking tiket kereta dengan jadwal yang cukup ketat dari waktu tiba kami untuk menuju tempat conference, which means kalau pesawat delayed atau kami harus naik next flight, tiket kereta pun hangus, dan juga semua bagasi kami di pesawat tersebut. Sempat marah-marahlah kami ke dia, tapi dia cuma bilang "kami sudah menginfokan perpindahan gate daritadi", tapi ya masa dari 4 orang yang ada bersama kami gak ada yang ngeh 1 pun, kan rasanya rrrrgrggghh...
daripada menghabiskan waktu marah-marah dan malah bikin tambah capek, karena petugasnya pun gak ngebantu sama sekali, kami segera bergegas menuju gate yang dibilang sudah diganti, menerobos ramenya orang-orang di airport saat itu. Gak peduli. Ketika sampai di depan gate, Alhamdulillah, Allah maha baik baget, pesawatnya maih ada disitu, meskipun gerbang untuk gatenya sudah ditutup. Petugasnya juga gak begitu ramah banget, tapi untungnya masih dibantu. Namun yg membingungkan adalah, kami mendapatkan tempat duduk sisa! padahal kami sudah melakukan check in dan mendapatkan seat jauh sebelum keberangkatan. Kami berspekulasi bahwa seat kami telah dijual kepada orang lain. Pftttt.. Tapi yasudahlah, masih beruntung kami dapat terbang menuju Polandia, untuk petualangan selanjutnya.
17 jam di Paris itu SANGAT KURANG BANGET! Semoga suatu hari bisa berkesempatan berkunjung lebih lama di Paris dan tempat-tempat lainnya.
Paris
Di ruang tunggu KIX, Osaka
Wuzz penerbangan dimulai dari KIX menuju CDG, dengan durasi +- 12 jam, perjalanan "mengejar matahari" katanya, karena selama 12 jam langit selalu biru. 19 Juni 2017.
Perasaan sebelum berangkatpun sudah campur aduk gak karuan, deg deg an minta ampun, norak karena pertama kalinya pergi ke tempat orang-orang bule, alhasil dipesawat gak bisa istirahat dengan baik. Ya karena jujur aja, daratan Eropa memang merupakan salah satu daerah yang pokoknya harus dijelajahi atau sekedar menapakkan kaki minimal sekali dalam hidup ini, because YOLO (You Only Live Once). Bisa dibilang mimpi sejak lamalah, pengen pergi ke Eropa.
Selama di pesawat, pelayanan ramah yang diidam idamkan pun, hanya impian semata, karena pelayanan pesawatnya hmmmm (I love Garuda Indonesia more than Air France).
Then setibanya di bandara, petugas imigrasinya kok hmmm, passport saya di cek cukup lama, sampai di antrian sebelah sudah mungkin 5 orang melewati pemeriksaan imigrasi, tapi saya masih disitu. Padahal visa sudah ok, tapi petugasnya kayak ragu gitu memberikan izin kepada kami (rombongan) untuk lolos imigrasi. Yang ditanyain, dulu "ini visa Schengen dari kedutaan Polandia ya?", "jadi kalian akan ke polandia? kapan?", "di paris mau ngapain?", "di polandia ngapain?", padahal yg lainnya gak ditanya-tanya dulu, cuma diliat, apakah visanya Schengen dan valid atau gak. Untung petugasnya ganteng 🙈. Alhamdulillah, setelah petugasnya galau" untuk meloloskan atau gimana, akhirnya kami bisa lolos juga, dan bisa berpetualang di Paris.
Tapi gak sampai disitu aja, keluar dari imigrasi, sekitar jam 4.30 pm, kami berencana melaksanakan shalat dhuzur dan ashar, yg dikirain sudah masuk waktu ashar, dan ternyata masih waktu dhuzur, karena ashar waktu itu dimulai pukul 6 sore. Ketika bertanya ke petugas Air France yg lewat di depan imigrasi, ttg dimana prayer room, ternyata petugas tersebut adalah seorang muslim juga. Benar-benar tangan Allah ada dimana mana untuk membantu ummatnya. Sebelum tiba di Paris, sempat takut banget sama Islamophobia yg lagi marak di Eropa, tapi ternyata ketika di bandara, hampir mudah banget ketemu orang berhijab.
Setelah shalat, kemudian salah satu orang dari rombongan kami kehilangan jam tangannya di Toilet bandara. Ternyata setelah mencari kesana kemari, hasilnya nihil, jam tidak ditemukan. Hiks. Mungkin akibat kecapean dan juga jet lag, sehingga konsentrasi pun menurun. Tapi 1 hal yang bikin shock adalah jam tidak ditemukan kembali, entah memang dengan sengaja diambil dan tidak dikembalikan, ataukah dengan sengaja diambil kemudian bingung mencari informasi untuk pengembalian? Wallahualam.
Oia bandara CDG juga menurut saya serem banget, dimana" ada army yg bersenjata lengkap dan bawa anjing, patroli. Beda banget sama di Jepang, yg patroli satpamnya udah mbah mbah semua, bawanya kertas/buku saku. Karena saya bingung, dan saya rasa cukup aneh, saya bertanya kepada petugas Air France yang tadi menemani kami shalat. Dan jawabannya adalah, "saya juga gak ngerti sebenernya fungsinya mereka itu ngapain bawa senjata laras panjang lengkap, dan anjing-anjing besar gitu, kayaknya cuma karena untuk membuat hati orang-orang disini merasa aman aja dengan keberadaan mereka yg kayak gitu". Hmmmmm dalam hati, justru malah saya merasa gak aman kalau orang dengan persenjataan lengkap wara wiri gitu.
Sebelum memulai petualangan di Paris, petugas muslim Air France tadi yg membantu kami menemukan prayer room, mas tsb berpesan kalau nanti dia akan menjemput kami, di destinasi terakhir kami, untuk diantar kembali ke bandara. Dan kata" mas tsb layaknya angin lalu untuk saya, karena saya berpikirnya "baru juga kenal, udah kasih" tawaran, kayaknya basa basi aja", wk duh bersalah banget punya suudzon gitu (baca terus ya sampai selesai).
Mushalla di CDG
Pengalaman That's your problem tersebut baru pertama kali saya temukan, selama saya berada di beberapa negara. Kalau di Indonesia, biasanya kalau petugas di tempat gak bisa membantu, bakal manggil lagi atasannya untuk ngebantuin, atau orang yang lebih mengerti. Begitu pula dengan Jepang. Bener-bener hal yang bikin saya shock banget.
Dan ada lagi hal yang membuat shock adalah, kereta dari bandara menuju pusat Paris, gak ada AC nya, astgfirullah, udah mana lagi panas banget hari itu, badan capek, belum mandi, dll, yah kerasa banget kan tu rasanya begimane -_____-. Tapi itu semua terkalahkan dengan semangat jalan-jalan yang menggebu dari dalam jiwa.
kereta tanpa AC
kereta tanpa AC
Double Decker train
lantai 1
Lantai 2 dari keretanya
Tiket dari CDG menuju Paris
Jualannya pedagang "murah-murah" (Wangi's photo)
Paris indah banget.
Eiffel Tower
Pont Alexandre III
Seine river
Petanya Paris
Becaknya Paris
Becaknya Paris
Di taman
udah malem masih pada nongkrong
udah malem masih pada nongkrong
Louvre
Louvre
Louvre
Ketika istirahat di Louvre, kami mengingat janji dari petugas Air France tersebut yang tadi siang bilang mau menjemput kami, kami mencoba untuk menagih janjinya kalau dijemput ya Alhamdulillah, kalau nggak yaudah, kudu segera ke stasiun sebelum kereta aterakhir menuju bandara. Alhamdulillah dijawab dengan positif akan menjemput.
Singkat cerita, kami dijemput oleh mobilnya dan di antar kembali menuju bandara. Oia, sedikit OOT, orang eropa itu wangi-wangi banget hahahaha.
Sesampainya di bandara, kami juga bertemu dengan rekan-rekannya, dan diberikan makan malam secara gratis! Alhamdulillah. Nikmat Allah mana yang kamu dustakan, dan kami pun bermalam di prayer room CDG.
Keesokan harinya, hari dimana kami berangkat menuju Polandia. kami sudah check in untuk pesawat ke Polandia, sejak keberangkatan pertama di KIX, sehingga kami tidak perlu check in lagi di Paris, namun teman kami ada yang melakukan check in lagi di Paris, sehingga kami mengetahui di gate mana pesawat kami selanjutnya dari tiketnya dan juga dari flight board yang tersedia, 1 jam sebelum keberangkatan, kami sudah berada di depan gate pesawat kami.
Menunggu..menunggu.. dan menunggu.. sambil internetan.
Di waktu saatnya untuk boarding, kami merasa aneh, kenapa tidak ada antrian di depan gate tempat kami menunggu, karena biasanya kan 15 menit sebelum grbang gate dibuka untuk boarding sudah banyak orang yang mengantri, tapi kami saat itu diam saja. 15 meit sebelum jadwal keberangkatan pesawat kami, salah satu orang dari rombongan kami (kami ber4 ), bertanya kepada petugas di depan gate kami, dan petugas gate tersebut dengan kalemnya bilang "Oh, penerbangan kalian sudah berangkat, kalian harus ke meja sebelah sana, untuk booking next flight", bagaikan terkena sambaran petir di siang bolong. Gila banget, udah nunggu daritadi dan ternyata ditinggal pesawat, apa gak bodoh banget? Mana kami sudah booking tiket kereta dengan jadwal yang cukup ketat dari waktu tiba kami untuk menuju tempat conference, which means kalau pesawat delayed atau kami harus naik next flight, tiket kereta pun hangus, dan juga semua bagasi kami di pesawat tersebut. Sempat marah-marahlah kami ke dia, tapi dia cuma bilang "kami sudah menginfokan perpindahan gate daritadi", tapi ya masa dari 4 orang yang ada bersama kami gak ada yang ngeh 1 pun, kan rasanya rrrrgrggghh...
daripada menghabiskan waktu marah-marah dan malah bikin tambah capek, karena petugasnya pun gak ngebantu sama sekali, kami segera bergegas menuju gate yang dibilang sudah diganti, menerobos ramenya orang-orang di airport saat itu. Gak peduli. Ketika sampai di depan gate, Alhamdulillah, Allah maha baik baget, pesawatnya maih ada disitu, meskipun gerbang untuk gatenya sudah ditutup. Petugasnya juga gak begitu ramah banget, tapi untungnya masih dibantu. Namun yg membingungkan adalah, kami mendapatkan tempat duduk sisa! padahal kami sudah melakukan check in dan mendapatkan seat jauh sebelum keberangkatan. Kami berspekulasi bahwa seat kami telah dijual kepada orang lain. Pftttt.. Tapi yasudahlah, masih beruntung kami dapat terbang menuju Polandia, untuk petualangan selanjutnya.
17 jam di Paris itu SANGAT KURANG BANGET! Semoga suatu hari bisa berkesempatan berkunjung lebih lama di Paris dan tempat-tempat lainnya.
Casino Finder - Find Casinos Near You in Atlanta, GA
ReplyDeleteGet directions, 김포 출장샵 reviews and information for Casino Finder in 충주 출장마사지 Atlanta, GA. Address: 진주 출장마사지 3131 South Highway 33, Suite 101, Suite 논산 출장마사지 99, Suite 106, Suite 102, Suite 107, Suite 111, Suite 김천 출장샵 122, Suite 123